Dalam versi ini mungkin agak sedikit bercampur dengan nada emosi. Walaupun yang kita tahu, bahwa nada emosi itu tidak seindah nada musik intrumen The Titanic, yang sering memanjakan alam pikiran dengan suasana tenang damai dalam angan-angan.
|
Cukup di tebak saja ya Gaesss | Dok. SIKONYOL.com |
Tulisan ini sebagai sebuah catatan kecil untuk bisa di bagi-bagi ke sanak saudaranya, bahwa hanya orang-orang yang berimanlah yang mendapat perubahan diri yang lebih baik dari sebelumnya setelah ramadhan pergi dan berlalu. Tapi Ingat, sebagai penekanan, bahwa ramadhan disini bukan ramadhan yang ada di kelurahanmu atau kelurahan tempat tinggalku. Sebab ramadhan yang seperti itu tidak akan pernah mungkin untuk dibicarakan dalam blog
SIKONYOL.com.
Esok lusa, lebaran akan tiba. Itu sebagai petanda bahwa hari kemenangan sudah di kumandangkan. Bila satu hari sebelumnya, masih menjalankan ibadah puasa, dimana harus menahan haus, lapar dan bersikap kadang sok-sok baik, kini kebanyakan orang kembali seperti sedia kala. Suka-suka, sampai-sampai sikap yang agak sedikit nakal kembali di perbuat tanpa merasa bersalah.
Saat lebaran tiba, kebiasaan yang sudah menjadi tradisi ialah berkumpul dengan sanak saudara sekeluarga akan menjadi hal yang sakral. Seolah merasa berdosa bila belum sempat berkumpul dengan keluarga.
Banyak alasan yang melatarbelakangi kumpul dengan keluarga, sehingga menjadi sebuah kewajaran bila yang seberang laut atau di perantauan akan melakukan mudik ke kampung halaman. Tradisi ini hampir bisa di katakan wajib, hukumnya.
Baca Juga : Kedatangan Ramadhan Tak Sama dengan Kedatangan Calon Mertua
Beranjak dari hal itu, sangat mungkin, diantara anggota keluarga itu menjadi agen detective layaknya di Film RIPD yang rilis tahun 2013 silam, yang bertugas mengorek hidung semua informasi seputar sesama anggota keluarga. Mulai dari merk baju baru, hijab, tas gucci, perhiasan emas dan bahkan sempak koyakpun tak luput dari pembahasan berjamaah didalam keluarga.
Usai dari pembahasan seputar merk fashion yang sedang kekinian di Hari Raya, tentu sedikit demi sedikit pembahasanpun akan beralih. Dan yang pastinya, yang lajang dan jomblo akan menjadi sasaran yang bisa membuat kuping panas dan dada sesak sesat. Bahkan sesaknya lebih dahsyat dari gregetnya tahan eek yang sudah mulai menyentuh ubun-ubun saraf belakang. Ada ngeri-ngeri sedapnya ya om.
Pertnyaan demi pertnyaan pertanyaan memang sangat simple. Yang pasti masih dalam rumus 5W+1H. Akan tetapi bila diminta jawabannya, menurutku mungkin lebih mudah menjawab soal UN anak SD dengan berbagai rumus matematiknya.
Diantara pertanyaan-pertanyaan yang mengerikan tersebut, yang sering muncul ialah Udah selesai Kuliah? Udah kerja?, Kerja dimana? Gaji berapa? dan terakhir Kapan Nikah?
Baca Juga : Antara Burung Traveloka dan Burung Twitter, Mana Burungmu?
Dari sekian deretan pertanyaan-pertanyaan tersebut, pertanyaan yang terakhir "Kapan Nikah?" merupakan satu pertanyaan, yang mampu melahirkan belasan pertanyaan selanjutnya. Meskipun kamu mengeluarkan berbagai jurus untuk mengelak, bila tidak ada kecerdasan yang mumpuni, maka yakinlah pada sesi terakhir kamu akan terpojok dan tersungkul serta tersipu malu dalam keadaan mulut terbungkam. Sehingga merasa tidak ada jawaban ampuh kalau ditanya kapan nikah oleh jamaah dalam keluarga.
Akibatnya, sukar untuk menghentikan pertanyaan-pertanyaan pedas tersebut. Mau marah, gak mungkin! mau berlalu dan pergi untuk menghindar, itu pun akan di tuduh makar tidak sopan. Aduhai, serba salah dalam kebodohan terstruktur sistematis dan masif ini.
Lalu, harus seperti apa atau harus bagaimana?
Sobat sikonyolovers yang Budiman sejagat maya ini, saya akan memberi solusi dari pertanyaan "Kapan Nikah?" dalam beberapa versi. Hehehe, tapi ingat! yang pasti bukan versi galau, walaupun sebenarnya, penulisnya pernah 4 kali purnama gegana alias gelisah galau merasa.
Versi Canda. Dalam versi ini, jika pertanyaaan "Kapan Nikah?" tertuju ke kamu, maka jawaban yang bisa kamu lontarkan sangat mudah, bahkan tanpa harus tahan kentut pun, kamu bisa menjawabnya begini "Maunya hari ini, cuma sayang, KUA nya masih tutup".
Selain itu, bila kamu sedang ada kesibukan, misal lagi masak atau sedang bersih-bersih rumah, maka kamu bisa menjawab "Tunggu siap masak atau nyapu dulu lah".
Dengan jwaban seperti ini, pasti akan mengundang canda tawa. Sehingga suasana saat itu akan jadi milikmu. Ya, selanjutnya pandai-pandailah kelola suasananya.
|
Akibat pertanyaan itu penulisnya pernah juga Gegana | Dok. SIKONYOL.com |
Versi Menyerang. Nah, dalam versi ini, jawaban yang kamu lontarkan bisa balik ke penanya. Walaupun bukan dengan pertanyaan yang sama.
Sebagai contoh, "Kapan nikah?" kamu bisa menjawab dengan segera tanpa harus membuka kope-an terlebih dahulu. "Nanti, cuma kamu mau bawa kado apa atau isi amplopnya berapa?"
"Kapan Nikah?", kamu bisa jawab, "Nikah itu pake modal, memangnya kamu mau modalin?”
Jawaban yang beginian, bisa membuat orang yang mengajukan pertanyaan akan mikir balik, mau jawab apa?
Selanjutnya
versi kesal. Dalam versi ini mungkin agak sedikit bercampur dengan nada emosi. Walaupun yang kita tahu, bahwa nada emosi itu tidak seindah nada musik intrumen The Titanic, yang sering memanjakan alam pikiran dengan suasana tenang damai dalam angan-angan. Tetapi versi ini terkadang mampu membungkam para jamaah keluarga saat kumpul Hari Raya.
Baca Juga : Blogger Masih Menjadi Barang Langka di Abdya
Ya, bagaimana tidak! menurutku versi ini terkenal sangat ampuh mengisolasi mulut mereka yang menanyakan, Kapan Nikah?. Sebab kamu bisa melontarkan jawaban yang agak sedikit memancing suasana. Sebagai contoh, Kapan Nikah? Kamu bisa menjawab dengan santai, “Tunggu kamu cerai dengan pasanganmu dululah, baru kemudian pasanganmu menikah dengan ku” atau bisa juga dengan bentuk kesal versi lain ala kamu sendiri.
Demikianlah, jawaban ampuh kalau ditanya kapan nikah. Akan tetapi yang menjadi cacatan penting bahwa menikah adalah seni untuk mempersatukan kedua keluarga, antara keluarga istri dan suami. Bila menikah hanya sekedar nikah-nikahan atau kawin-kawinan, babi di hutanpun juga melakukan hal yang serupa.