Antara Baca Koran dan Media Online, Mana yang Lebih Seru?

Beda lagi komentar dari pro dan kontra terhadap pemerintah. Yang sering disebut sekarang, bipang yang sebelumnya cebong dan kadrun yang sebelumnya kampret. Komentar- komentar ini luar biasa tajamnya dan lengkap. Masing-masing punya referensi serta saling melemparkan jejak digital dari riwayat berita yang menguntungkan para bipang atau menguntungkan kadrun.
Mimin SIKONYOL.com sedang baca koran | Dok. SIKONYOL.com
Semua orang memiliki rasa ingin tahu terhadap sesuatu, termasuk Aku dan kita semua yang masih hidup dan bernyawa ini. Mulai masalah cekcok dalam rumah tangga orang yang terkadang terdengar seru dan serem, yang terkadang menjadi beban mental bagi yang muda dan jomblo untuk membina rumah tangga.

Cekcok antar warga yang terkadang hanya masalah sepele, yang tak lebih dari perkara ayam dan taik ayam yang terkadang berujung pada proses hukum. Selain itu masalah tetangga dengan tetangga, desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, negara dan bahkan dunia.
Akibat keingintahuan inilah terkadang kita sebagai manusia penghuni planet bumi ini berlomba-lomba untuk mencari tahu dan bahkan terkadang tidak cukup hanya sekedar tahu, tapi justru lebih cepat tahu dengan cara mencari tahu sendiri dari berbagai sumber. Mulai dari koran, media pemberitaan online, media sosial dan lain sebagainya.

Keingintahuan itu, bisa kita peroleh dari situs gosip selebritis, bagi yang doyan dan fans sama artis. Akan tetapi berbeda pada masa kakek dan nenek - nenek kita dulu yang hanya mengetahui kabar dari selembar kertas, yaitu surat kabar atau lebih familiarnya koran.
Bicara tentang koran, tidak perlu dijelaskan bagaimana bentuknya serta apa isinya. Namun berdasarkan sumber dari situs wikipedia, Koran (dari bahasa Belanda: Krant, dari bahasa Prancis courant) atau surat kabar adalah suatu penerbitan yang ringan dan mudah dibuang, biasanya dicetak pada kertas berbiaya rendah yang disebut kertas koran, yang berisi berita-berita terkini dalam berbagai topik. Nah, itu menurut sumber wikipedia, selain itu menurut pemahaman handa taulan sikonyolovers pasti lebih simpel dan sederhana lagi, terserah bagaimanapun bentuk definisinya.

Ilustrasi surat Kabar (Koran) dan Media Pemberitaan Online | Dok. SIKONYOL.com

Namun diera digital yang super canggih ini membaca berita tidak hanya dari selembar koran yang harus menunggu hingga berjam-jam seperti menunggu dandanan seorang pengantin baru yang hendak menuju ke pelaminan, tapi hanya hitungan menit berita terbaru dengan gambar berwarna sudah dapat kita akses dengan bermodalkan smartphone beserta kuota data internet saja.
Meskipun demikian, bila dibandingkan antara koran dan media pemberitaan online, keduanya memiliki fungsi yang sama, yaitu sama-sama memberitakan tentang sesuatu hal. Namun ada banyak hal yang jauh berbeda antara keduanya baik kelebihannya dan kekurangannya.

Kelebihan membaca berita dari koran, kita bisa membaca berulang kali, cepat, tidak memerlukan smartphone, jaringan dan kouta internet. Jadi ketika koran sudah berada di tangan, terserah dibeli atau di pinjam, ataupun nyolong, yang pada intinya kita hanya tinggal membacanya satu persatu berita. Serta bisa di baca oleh mereka-mereka yang berada di pelosok yang tidak terjangkau jaringan internet. Sementara kekurangannya, ialah tidak semua halaman koran berisi dengan gambar warna dan hanya bisa dibaca tanpa bisa menanggapi dengan bebagai emosi dan juga ekspresi baik senang maupun tidak.

Media pemberitaan online, tergolong sangat mudah membacanya. Hanya bermodalkan smartphone dan kouta internet semua berita dari berbagai sumber dapat kita jelajah. Gambar full warna dan kita sebagai pembaca fapat menanggapi berita tersebut dalam bentuk komentar serta dapat kita bagikan lagi ke media sosial milik kita. Akan tetapi kelebihan media pemberitaaan online hanya bagi mereka yang paham Internet. Bila gagap teknologi, ini adalah hal yang sangat susah dan sulit dipahami.

Sementara, kekurangan dari media pemberitaaan online tidak semua daerah di dunia ini dapat mengakses beritanya. Dikarenakan harus ada jaringan Internet, adanya smartphone beserta kouta Internetnya dan sulit dijangkau untuk yang berada dipelosok terpencil kampungku tak ada jaringan Internet. Selain itu hanya bisa diakses bagi mereka yang paham teknologi. Bila gagap teknologi, ini adalah hal yang sulit dipahami dan dimengerti.
Nah, bila sudah tahu kekurangan dan kelebihan dari membaca koran dan media online, menurut handa taulan sikonyolover Antara Baca Koran dan Media Online, Mana yang Lebih Seru?
Jujur, bagiku hal yang tak dapat di pungkiri, antara Baca Koran dan Media pemberitaan Online, yang paling seru antara keduanya ialah membaca komentar dari para pembaca berita di media pemberitaan online yang lengkap dengan berbagai emosi dan ekspresi, pro dan kontra yang terkadang membuatku berjam-jam tanpa ada rasa bosan untuk membaca satu persatu komentar.

Bila beritanya gosip selebritis, maka para fans garis keras akan membela habis-habisan, bahkan seolah berdarah-darah menunjukkan dukungannya. Sementara bila itu orang yang di bencinya, komentar para hetter sakitnya sama seperti di tombak oleh mantan dari belakang, dua kali sakitnya.

Akan tetapi, beda lagi komentar dari pro dan kontra terhadap pemerintah. Yang sering disebut sekarang, bipang yang sebelumnya cebong dan kadrun yang sebelumnya kampret. Komentar-komentar ini luar biasa tajamnya dan lengkap. Masing-masing punya referensi serta saling melemparkan jejak digital dari riwayat berita yang menguntungkan para bipang atau menguntungkan kadrun.
Pada intinya bagi bipang, semua yang dilakukan pemerintah adalah benar walaupun dia sendiri terbeban dari kebijakan pemerintah, sementara bagi kadrun, apapun yang dilakukan pemerintah salah semua walaupun manfaat sering didapatkan.
Dan yang bisa disimpulkan dari beragam komentar dibawah berita media pemberitaan online, ialah Persatun dan Kesatuan di Indonesia tidak adalagi, yang ada hanya yang pro, kontra dan yang bodo amat.

BTW, kalau aku berada dimana? Aku hanya berada pada pilihan ke tiga, bodo amat sajalah, sambil berkomentar diluar kolom komentar.
Previous
Next Post »

16 Comments

  1. Membaca media cetak, baik itu koran, buku, majalah, dan lain-lain, sensasinya tak akan bisa tergantikan oleh media daring.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wkwkwkwk.....
      Itulah sensasi yang sangat luar biasa untuk media daring.

      Hapus
  2. Ntah kapan trakhir pegang koran :D. Jujur lebih suka baca media online skr ini. Hanya buku aja yg aku msh suka beli fisiknya mas. Baca ebook justru ga kuat mata.

    Aku sendiri lebih milih bodo amat juga. Hanya saja kalo di timeline medsos ku udah banyak postingan2 teman yg marah, menghina dan menurutku toxic, tinggal aku block orangnya :D. Capek yaa baca kata2 negative gitu.. bikin pikiran jadi bad mood.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wkwkwk .. tapi baca Komentar itu asik loh mas. Kadang bisaeningkat Imun.
      Hehehe

      Hapus
  3. aku dulu suka baca koran karena cuma ada bacaan itu di rumah
    kalau sekarang koran udah jarang ada, ya adanya koran online atau berita online
    tapi aku jarang baca sih
    lebih suka baca artikel populer, hehe

    BalasHapus
  4. Kalau ditanya soal seru, ya seru baca koran. Sensasi melipat dan teknik melipat koran itu ada seni-nya. Karena ukurannya besar, kecuali korantempo ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahaha, ada saja sih elu mas. Seni lipat koran. Hahaha

      Hapus
  5. Aq kemarin habis mampir di satu sosmed yang tiap nyetatus bawa2 kadrun dll. Agak gimana gitu bacanya. Belum lagi komen2 nya. Seolah2 provokatif.beda dengan koran yang ga ada kolom komentar. Kalau mau ya kirim opini pembaca. Hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya... Kalau bisa tenag sih iya. Tapi kita hanya dapat berita saja. Espresi kita tidak terslurkan.

      Hapus
  6. Aku mengikuti zaman aja, sih. Hehe. Kalau dulu bapakku langganan koran, jadi tiap hari ya baca berita di koran. Tenang gitu ya, soalnya dulu belum ada pro kontra di medsos.
    Tapi sekarang bacaan berita ya pindah ke portal berita atau medsos. Aku kurang suka sih baca komen-komen yang pro kontra. Paling baca 5-10 komen, udah tinggal. Seringnya bikin sebel sih :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau gak tahan, bakal naik adam lambungnya mbak...
      😂😂😂😀🤣🤣

      Hapus
  7. Saya sih suka media online yang lengkap menurunkan laporannya. Saya ndak suka yg flashnews2. Saya naca sih flashnews tapi hanya sebagai "Oh ada peristiwa ini" tanpa saya judgemental terhadap apa yg terjadi sesungguhnya. Nunggu Laporan yg lengkap dulu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hanya sekedar ingin tahu secara umum saja berarti.
      Hehehe

      Hapus
  8. Aku jadi gak pernah baca koran sama sekali. Tapi kalau media online, kerap seliweran siih..terutama saat membuka laptop.
    Suka mendadak dapet notof mengenai berita politik yang langsung automatically aku tutup. Hehehe..

    BalasHapus

Silakan tinggalkan komentar Anda!