Ternyata Penjual Roti Bakar Tidak Pernah Membakar Roti

Ternyata Penjual Roti Bakar Tidak Pernah Membakar Roti

Pernah gak, sobat sikonyolovers memperhatikan penjual roti bakar mempraktekkan kebohongannya? Pasti tidak bukan? Yang ada sobat sikonyolovers hanya pesan, kasih uang dan lalu pulang.
Roti Bakar | Foto : Search Google 
Bila ku ulas secara detail, mungkin aku, kamu dan siapa saja diantara sahabat sikonyolovers, pasti sudah tahu yang namanya roti bakar. Bila pun ada diantara sahabat sikonyolovers belum tahu, mungkin bisa cari tahu dengan batuan Om Google yang super pinter.

Sebuah fakta menyatakan bahwa, menikmati roti bakar secara keseringan ternyata bisa membuat seseorang menderita penyakit kanker alias kantong kering. Apalagi yang berstatus sebagai mahasiswa yang pada umumnya ngekos dirantau orang, dengan keadaan hidup pas-pasan yang serba berkecukupan. Walaupun sering gagal hemat dalam hal pengeluaran keuangan. 

Membeli roti bakar memang tidak menjadi dosa bila uang yang sikonyolovers dapatkan dengan cara halal. Sebab kata Ustad Solmed, yang sering nongol di televisi mengatakan pada jamaahnya, "Sesuatu barang yang dibeli dengan perolehan uang secara haram, maka barang yang dibelinya juga ikut haram". Nah, jelas bukan! Terserah sikonyolovers mau beli berapa porsi. 

Dari penyampaian Ustad Solmed tadi, tentu akan menjadi nasehat yang patut untuk diingat-ingat sebagai pedoman hidup untuk memperoleh kehalalan. Ops.! Jangan cuma ingat mantan saja ya, sob. Karena ingat mantan itu kata orang, sering membuat seseorang kejebak kenangan masa lalu dan gagal move on dengan calon gebetan baru. Gak mau kan, bila Sobat sikonyolovers terus-terusan gagal move on. Jomblo dong jadinya

Makan roti bakar, memang tidak seperti makan jagung bakar. Juga tidak seperti menyantap ikan bakar. Apalagi seperti makan ubi bakar, kagak mungkin ya sob. Tanya kenapa? karena proses penyajian roti bakar tidak terkontaminasi dengan api pembakaran. Sehingga tidak terdapat bekas pembakaran yang agak hitam seperti arang yang sering meninggalkan bekas di gigi layak nya gigi mak lampir di film misteri Gunung berapi. Ih,, serem filmnya ya Omm..

Lalu kenapa penjual roti bakar pembohong? 

Pernah gak, sobat sikonyolovers memperhatikan penjual roti bakar mempraktekkan kebohongannya? Pasti tidak bukan? Yang ada sobat sikonyolovers hanya pesan, kasih uang dan lalu pulang.

Sebenarnya, praktek pembohongan yang kita maksud ialah ketika penjual roti bakar menyajikan roti bakar. Sebab yang kita tahu roti bakar itu disajikan dengan cara di goreng dengan sedikit mentega diatas tempat penggorengannya. Bukan di bakar seperti ikan bakar dan jagung bakar.

Nah, benar bukan. Ternyata penjual roti bakar itu pembohong. Karena telah menjual roti goreng yang seharusnya di bakar. BTW, apakah sobat sikonyolovers masih beranggapan bahwa itu sebagai roti bakar, setelah membaca tulisan yang kita sajikan ini? Tidak usah dijawab sebab ini bukan pertayaan UN yang wajib di jawab dengan serius. Hehehe


12 komentar

  1. Balasan
    1. Hahahaha....
      kalo abang, pernah makan roti bakar atau roti goreng bang.

      Hapus
  2. Kalau sesuatu didapatkan dengan merusak hutan, apakah haram juga pak Teungku? :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah, itu dia.
      Kalo menurutku haram.
      tapi kalo menurut pak tgk lain, mgkin lain lagi...
      hahaha

      Hapus
  3. ahaha aku kira bener gan, ketawa deh bacanya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kan benar.....
      Pennual roti bakar, gak pernah bakar roti.
      Coba perhatikan..
      Heheheeb

      Hapus
  4. Rotinya tetap dibakar kok, tapi pakai wajan yang bermentega bukan pakai api membara, 😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahaha.... itu di goreng namanya.
      Kalo di bakar, langsung kena api.
      Hahahaha

      Hapus
  5. Hahaha iya bng ..masalah bahasa aja tu bang....kasian dibilang boong

    BalasHapus
  6. Hahaha iya bng ..masalah bahasa aja tu bang....kasian dibilang boong

    BalasHapus
  7. Hahahahha hampir gue salah paham gan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehebeee...
      Untung habis bacanya.
      Kalo gak, sudah salah paham tadi.

      Hapus

Silakan tinggalkan komentar Anda!