Nikahi Gadis Aceh, Arisan Solusinya

Mengingat mahalnya harga emas, maka secara otomatis tentu juga mahal harga mahar untuk gadis Aceh.
Pernikahan Nasrol | Muhammad, Nasrol, Istrinya, Ajir | Foto : FB Muhammad Munzir
Menginakat sebuah hubungan cinta yang sah, menurut agama islama ialah dengan melangsungkan sebuah akad nikah. Dalam akad nikah ini ada penghulu, wali nikah dan dua orang saksi.

Saksi? sah,, sah,, itulah suara para saksi yang memberi kesaksiannya pada sebuah akad nikah temanku yang berlangsung disebuah mesjid yang ada seputaran tempat tinggalku, Banda Aceh. Semuanya terlewatkan begitu indah, ijab kabul yang terucap diiringi oleh suara para saksi sah,, sah,, maka sahlah kedua mempelai untuk hidup bersama, berbagi kasih dan sayang melalui ikral sehidup semati dalam cinta. Bila sebelumnya dibatasi oleh 'non-muhrim' sekarang semua telah halal dan semua menjadi sunatullah serta menjadi bagian dari ibadah.

Selepas dari sana, kesesokan hari nya, mereka bak raja duduk dipelaminan. Sesekali bibir merah mempelai wanita melepaskan senyuman dengan diiringi rasa bahagia. Tetamuan datang, ada kerabat, saudara handa taulan dan lain sebagainya untuk memberi doa restu tak terkecuali aku bersama dua orang teman. Mereka terlihat sangat bahagia, aku yang masih duduk di kursi tamu mencoba menghampirinya, didepannya aku menyalaminya sambil mengatakan "Selamat Berbahagia, kawan!, Doain aku cepat nyusul, Amiin!!", mempelai wanita pun ikut mengaminkannya. Hehehe    

Hmm,, itulah harapan usai menghadiri sekaligus menyaksikan prosesi pernikahan teman dekat, yang sedang bertamasyuk dalam cinta. Sekarang tinggal aku, yang pada tanggal 10 Mei 2016 ini berusia 27 tahun. Tentu tidak bisa berlama-lama, apalagi menunda-menunda untuk melakukan ijab kabul. Akan tetapi yang menjadi pertanyaanku, bagaimana aku bisa memenuhi sebuah permintaan adat agar bisa melangsungkan perkawinan? sementara bila di lihat dengan incomeku perbulan, sangat mengkhawatirkan dan sepertinya aku harus berhemat, menabung dan harus menunggu 4 tahun lagi. Huftt.. ....  kasian !!!

Lantas, bagaimana solusinya?
Mengingat mahalnya harga emas, maka secara otomatis tentu juga mahal harga mahar untuk gadis Aceh. Beranjak dari hal ini, akupun mencoba berpikir berulang-ulang kali, namun solusi ataupun alternatif untuk mengatasi mahalnya maharpun tak kunjung dapat. Capek memang.......

Tak cukup disitu, hingga akhirnya berujung ke warung kopi (warkop), akupun masih terpikirkan akan cara mengatasi mahalnya mahar, hingga akhirnya hadirlah seorang teman yang bernama Hendrik. Hendrik adalah teman sekolah waktu SMP 12 tahun silam. 

Setelah memesan kopi, akupun mencoba mengawali sebuah pertanyaan,"kiban, pajan kawen?" (bagaimana, kapan kawin?). 
Mendengar pertanyaan itu, sikawan itu dengan gampang ia menjawab, "tenang ngon, singoh lon undang" (tenang kawan! nanti aku undang). 
"Hmmmm... kiban masalaha jeunamee? peu ka bereh?" (Hmmmm.... gemana masalah maharnya? apa sudah beres?) tanyaku usai meneguk seteguk top white kopi. 
Hendrikpun menambahkan, "Nyan gampang, masalah jeuname, sistem julo-julo mantong. pakat ngon 20 droe yang golom nikah, pakat gumpoi seu manyam sapoe, singoh watee kawen ngon nyan, ta balah gumpoi cit lom" (Itu gampang, masalah mahar, pakai sistem 'Arisan' saja, ajak teman 20 orang, kemudian ajak untuk kumpul emas 1 orang satu manyam, nanti ketika diantara teman yang 20 tersebut nikah, maka kita harus kumpul 1 manyam juga), tambahnya Hendrik yang disertai galak tawa.

Dari diskusi tersebut, pertanyaan untuk mengatasi mahalnya mahar pun terjawab. Dan sekarang, menurut ku sistem arisan ini cocok direkomendasikan kepada siapa saja yang sedang tidak sabar atau buru-buru untuk melangsung kan pernikahan. Prosenya cepat dan yang pastinya diantara teman-teman yang ikut arisan (perkawinan) tersebut benar-benar komit dan konsisten. Jangan maunya giliran dia saja, namun giliran teman-teman arisan lain, dia ogah.

Previous
Next Post »

10 Comments

  1. karia tulis yang bagus, dan menarik bang puji.... :D cuma masalahnya, dalam julo-julon itu selalu ada pemenang yang tidak mau bayar lagi, seperti pengalaman beberapa teman aku yang bermain jolo-jolo. emmm sungguh terlalu masalah mahar ini...hahahhaha
    mantap tulisanya bang sanggat menarik.... :D :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya,,,, Mam terima kasih..
      Julo2 gak usah pake tarek udian, takot kelamaan pula nanti...

      Hapus
  2. Wah unik nih, emang semua hadis aceh kudu gitu ya gan ? Hehe

    BalasHapus
  3. Wah koq gitu sih mas, hehe ada kenalan sya anak aceh.. Kudu arisan nih gue haha

    BalasHapus
  4. Hahaha...pake arisan boleh juga tu idenyA....salam kenal ya gan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Biar cepat gan....
      Hahahahaha. Kan lebih praktis begini.

      Hapus
    2. Mahar pake alat solat aja gan biar enggak ribet, langsung dikawinin

      Hapus
  5. hahaha,boleh juga idenya...sayang saya udah nikah gan...kawin lagi boleh gak ya..?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Boleh asal sanggop,,, nenangin istri pertama.
      Cuma kalo alasan berlaku adil, itu hanya Rasulullah yg bisa demikian.

      Hapus

Silakan tinggalkan komentar Anda!