Semoga Celengan Mesjid Tidak Menjadi Modus Baru

Semoga Celengan Mesjid Tidak Menjadi Modus Baru

Apakah Bapak ini sedang menggelapkan celengan mesjid? atau ini hanya modus, biar orang-orang beranggapan bahwa Bapak ini sedang membantu proses pembangunan mesjid, walaupun sebenarnya untuk dirinya sendiri.
Celengan Keliling, mungkin?

Usai sholat shubuh berjamaah di mesjid Taqwa Banda Aceh, seperti lazimnya dimana setiap saban Minggu pagi selalu di susuli dengan pengajian keislaman. Kebetulan para jamaah kala itu tidak terlalu ramai seperti pagi Minggu biasanya. Mungkinan mereka-mereka para jamaah Minggu sebelumnya sedang berada diluar kota, atau mungkin ke mesjid lain untuk mencari suasana baru. Biar rasa Taqwa kepada Allah Swt. tetap terjaga dan membekas dalam sanubari. 

Sekitar kurang lebih pukul 06.23 WIB, akhirnya pengajianpun selesai. Aku bersama seorang teman, yang tak ku sebutkan namanya, menyepakati ngopi pagi di pinggir laut. Kebetulan kami memilih pantai Ulee Lheue untuk menikmati suasana pagi Minggu. Untuk bahan perlengkapan kesana, kami hanya mempersiapkan kopi bungkus Rp. 5.000, kue 8 potong sebagai snack pengiring kopi dan terakhir 2 buah aqua gelas. Memang sih, persiapan kami sangat sederhana dan tanapa pake ribet..
Hahahaha padahal lagi kere...

Dalam perjalanan menuju Ulee Lheue, sepanjang jalan pembicaraan kami hanya terfokus pada Suasana Ngopi di pinggir laut Ulee Lheue. Karena rencana itu adalah sebuah rencana yang sedang kami wujudkan. Maklum saja sejak Senin sampai Sabtu banyak kegiatan-kegiatan dan pekerjaan yang menyedot semangat dan gairah untuk beraktifitas. Sehingga menurut kami, rencana yang kami agendakan tersebut bisa menjadi ajang refreshing untuk pengembalian semangat dan gairah yang terkuras oleh kegiatan dan pekerjaan Minggu lalu.
Itu mah namanya, refleshing paket hemat....

Sesampai di bundaran Ulee Lheue, kami membeli kopi bungkus di salah satu warung dekat mesjid. Sambil menunggu pemilik warung menyiapkan kopi bungkus, tiba-tiba dari arah depanku muncul seorang Bapak-bapak dengan mengenakan jubah putih, peci putih dan tas ransel tergantung di pundaknya. Memang sekilas aku melihat itu biasa saja, akan tetapi yang membuatku harus melihat sambil memperhatikan sekali lagi dengan serius, ialah si Bapak menjinjing sebuah celengan mesjid di tangannya.
Huft.... Siapa dia? Kok celengan mesjid dibawa-bawa?

Celengan mesjid ditangan kirinya
Aku yang sedang mmperhatikan gerak-gerik si Bapak, dihampiri oleh rasa heran. Lalu ku panggil temanku yang tadi untuk ikut menyaksikan 'Orang bawa celengan mesjid' tersebut. Dangan spontan temanku tertawa sambil menamakan 'Itu Celengan Keliling'. Kemudian rasa heranku semakin menjadi-jadi sehingga akupun ikut menduga-duga tentang kajadian itu.    

Baca Juga :
Mungkin siapa saja yang melihat, akan berpikir sama dengan ku. Dan sungguh sangat wajar, bila tafsir yang muncul saat itu hanya tertumpu pada satu penafsiran yang tidak baik tentang Bapak itu. Sehingga pertanyaan-pertanyaan konyolpun muncul secara beragam
Apakah Bapak ini sedang menggelapkan celengan mesjid? atau ini hanya modus, biar orang-orang beranggapan bahwa Bapak ini sedang membantu proses pembangunan mesjid, walaupun sebenarnya untuk dirinya sendiri.
Nauzubillah min zalik

Semoga saja, apa yang aku pikirkan saat itu bukanlah perilaku yang sedang diperankan bapak itu melalui celengan mesjid yang di jinjing sepanjang jalan yang ia telusuri. Amiin.

10 komentar

  1. Ditanya la haha.. Aku biasanya tanya sih kalau ada yang minta utk pembangunan gitu minta liat proposal pembangunannya dan tanya letaknya dimana. Jadi ndak suudzhan hehe..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hmmmmm...
      Mau dilempar dengan celengan mesjid?
      Kalo dilempar benjol kepala aku...
      Hahaha

      Hapus
  2. Bisa juga kadang saya juga merasa gtu maklum sekarang antara manuasia dan syetan sudah ngak jauh bedha gan. Tapi semoga Allah slalu memelihara hati kita agar tidak berprasangka buruk .. Karena kelak kita punya urusan masing masing di alam baga

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sip...
      Iyan.. Ane merasa aneh saja melihatnya. Celengan mesjid kok di bawa2.

      Hapus
  3. Hmm.. sepertinya memang tidak bisa ditebak jika kita hanya sekadar melihatnya saja ya gan. Tapi kadang juga ada oknum yang tidak bertanggung jawab yang mengatasnamakan masjid atau sedekah padahal hanya untuk kepentingan pribadi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahha..
      Karena gak biasanya orang minta sumbangan pake bawa celengan. Apalagi masih pagi sekali... Sekitar pukul 7. Pukul 7 di Aceh kan tahu sendiri gan...

      Hapus
  4. Mungkin dia mau ke tempat tukang mau perbaiki celengan mesjid yang rusak. Mungkin. Hehhe...

    BalasHapus

Silakan tinggalkan komentar Anda!